GANGGUAN DAN KELAINAN PADA SISTEM PEREDARAN DARAH DAN UPAYA UNTUK MENCEGAH SERTA MENANGGULANGINYA
Gangguan pada Sistem Peredaran DarahGangguan pada sistem peredaran darah dapat berupa kerusakan pada alat peredaran darah dapat juga berupa kelainan yang merupakan faktor bawaan. Kita sering mendengar orang terserang darah tinggi atau sampai dengan stroke. Penyakit darah tinggi seseorang cenderung disebabkan karena kerusakan pada pembuluh darah yang ditunjang dengan kebiasaan hidup yang kurang sehat.
Penyempitan pembuluh darah dapat terjadi adanya kerusakan pada pembuluh darah yang kemudian diperbaiki oleh tubuh. Setelah tertutupi oleh keping darah dan benang fibrin, endotelium memperbanyak diri, hal ini membuat adanya celah dengan dinding pembuluh sebelumnya sehingga kolesterol terjebak dalam celah tersebut. Keberadaan kolesterol akan memancing semakin banyaknya tumpukan lemak berkumpul dalam celah sehingga pembuluh yang dapat dilalui oleh darah menyempit. Hal ini membuat pada bagian pembuluh yang menyempit terjadi kenaikan tekanan darah.
Gangguan pada permbuluh dapat juga berupa varises, yaitu kelainan pada pembuluh darah vena akibat aliran darah tertahan, misalnya akibat terlalu lama berdiri sehingga pembuluh vena kaki kadang-kadang membesar. Wasir atau ambiyen terjadi terlalu banyak duduk kadang-kadang meng-akibatkan pembuluh darah di anus membesar atau ada kelainan pada pembuluh darah vena sehingga aliran darah tertekan.
Gangguan dapat terjadi juga pada sel darah. Gangguan tersebut antara lain leukemia, anemia, dan hemofilia. Leukemia atau disebut juga kanker darah, merupakan penyakit bawaan berupa kanker sel sumsum tulang penghasil sel darah putih. Akibatnya, jumlah sel darah putih meningkat secara tidak terkendali. Selain itu, sel darah putih "memakan" sel darah merah sehingga penderita mengalami anemia berat. Anemia adalah kurangnya jumlah hemoglobin di dalam sel darah merah. Jadi, anemia dapat disebabkan karena kekurangan darah merah. Hemofilia merupakan penyakit bawaan berupa darah yang sulit membeku.
Gangguan pada jantung juga dapat bersifat bawaan. Gangguan jantung berupa kerusakan pada klep jantung atau penyumbatan dalam jantung. Jantung merupakan organ penentu hidup matinya seseorang, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk membuat jantung terus dapat digunakan. Alternatif terakhir dalam mengatasi gangguan jantung adalah dengan pencangkokan jantung. Pencangkokan (transplantasi) jantung pertama kali dilakukan oleh Christian Bernhard dari Afrika Selatan pada tahun 1969.
Kelainan-kelainan yang mungkin terjadi pada system peredaran darah.1. VarisesVarises merupakan suatu pelebaran pada pembuluh balik (vena) yang sering terjadi pada bagian bawah tubuh, seperti pembuluh balik pada kaki (betis) yang menyebabkan sirkulasi darah menjadi tidak lancar. Akibat pelebaran ini, maka vena tampak berkelok-kelok dan berwarna biru. Hal ini terjadi karena katup-katup pada vena menjadi lemah sehingga aliran darah ke jantung terhambat dan beban vena menjadi berat. Penyebabnya dapat terjadi karena faktor bawaan sejak lahir atau karena sering berdiri, kehamilan dan tumor. Vena bagian dalam jarang terkena varises karena terlindungi oleh otot tulang. Gejalanya pegal-pegal, panas dan lelah pada tungkai.
Bila varises terjadi di daerah anus, maka disebut ambeien atau wasir atau haemorhoid. Penyebabnya adalah aliran darah yang tidak lancar. Ini sering dialami oleh seseorang yang banyak melakukan kegiatan dengan berdiri dan sering pula dialami wanita yang sedang hamil atau sering mengalami sembelit, sukar buang air besar sehingga mengedan terlalu keras.
2. HipertensiHipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi jika tekanan darah sistole dan diastole di atas normal, yaitu sistole lebih besar dari 140 mm Hg atau tekanan diastole lebih besar dari 99 mmHg. Tekanan darah yang ideal adalah tekanan sistole 120 mmHg, dan tekanan diastole 80 mmHg. Penyebabnya antara lain adalah penyakit ginjal, banyak merokok, kegemukan, gangguan dalam transpor garam-garam dan hormon. Tetapi dapat pula karena faktor keturunan.
Hipertensi dapat menyebabkan jantung harus bekerja keras sehingga otot-ototnya menebal, beban terhadap arteri semakin besar sehingga mudah pecah. Bila arteri yang menuju otak pecah dapat menimbulkan stroke. Hipertensi ditandai dengan badan lemah, pusing, napas pendek, dan palpitasi jantung.
3. HipotensiHipotensi atau tekanan darah rendah merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan sistole dan diastolnya di bawah ukuran normal (<90/70 mmHg). Tekanan darah rendah ditandai dengan gejala mudah pusing ketika bangun tidur, badan cepat lelah atau lesu, tangan dan kaki terasa dingin, mata berkunang-kunang terutama setelah jongkok lalu berdiri, atau pingsan. Hipotensi dapat disebabkan oleh pendarahan, diare yang disertai muntah, kekurangan mineral dalam makanan (diet terlalu ketat), atau mengkonsumsi obat penurun tekanan darah secara berlebihan.
4. AnemiaAnemia merupakan suatu keadaan dari penderita yang kekurangan eritrosit terutama unsur hemoglobin di dalam tubuh. Oleh karena itu, ada yang menyebutnya penyakit kurang darah. Jumlah eritrosit normal adalah 5,3 juta/mm3 darah. Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan pemenuhan kebutuhan oksigen (O2) menuju jaringan menurun, sehingga mengganggu fungsi kerja sel.
Gejala anemia antara lain ditandai dengan muka penderita pucat, cepat lelah, sakit kepala, timbulnya bintik-bintik hitam pada mata, jantung berdebar, dan denyut nadi meningkat.
Anemia dapat terjadi juga apabila kita terluka dan kehilangan banyak darah. Sehingga cara yang bisa dilakukan adalah transfusi darah. Kurangnya zat seperti zat besi (Fe) dan vitamin B12 juga bisa menyebabkan anemia. Selain itu, ada pula anemia yang terjadi secara genetis. Misalnya thalasemia dan anemia bulan sabit (siclema).
Thalasemia merupakan suatu kelainan pada eritrosit, sehingga selnya mudah rapuh dan cepat rusak. Ini terjadi karena sel-selnya tidak mampu mensintesis rantai polipeptida alfa (α) dan rantai polipeptida beta (β) dengan cukup, sehingga hemoglobin tidak terbentuk. Thalasemia merupakan penyakit menurun, penderita thalasemia umumnya memiliki jumlah hemoglobin yang kurang bahkan hampir tidak ada sama sekali. Oleh karenanya, penderita thalasemia melakukan transfusi darah secara rutin. Gejala penyakitnya bervariasi, dapat berupa anemia, pembesaran limpa dan hati atau pembentukan tulang muka yang abnormal.
Limpa berfungsi membersihkan sel darah yang rusak. Pembesaran limpa penderita thalasemia terjadi karena sel darah merah yang rusak sangat berlebihan sehingga kerja limpa sangat berat. Selain itu, tugas limpa juga lebih diperberat untuk memproduksi sel merah lebih banyak. Sedangkan tulang muka merupakan tulang pipih. Tulang pipih berfungsi memproduksi sel darah, akibat thalasemia tulang pipih akan berusaha memproduksi sel darah merah sebanyak-banyaknya hingga terjadi pembesaran tulang pipih. Pada muka hal ini dapat dilihat dengan jelas karena adanya penonjolan dahi, menjauhnya jarak antara kedua mata dan menonjolnya tulang pipi.
Sementara itu, anemia bulan sabit (cicle cell anemia) merupakan anemia yang sel-selnya mengandung tipe hemoglobin abnormal, yang disebut hemoglobin S. Apabila hemoglobin S ini berikatan dengan oksigen (O2) yang berkonsentrasi rendah, Hb S membentuk gel, sehingga menyebabkan perubahan bentuk (sickling) eritrosit. Sel ini kurang fleksibel dan cenderung mengalami fragmentasi, dan terdapat peningkatan laju pemecahan eritrosit oleh makrofag. Hemoglobin yang membentuk gel tersebut juga akan merusak membran sel sehingga sel tersebut menjadi lebih rapuh. Varian Hb S diwariskan dengan cara Mendelian. Keturunan heterozigot dengan Hb S kurang dari 40% biasanya tidak memberikan gejala (sickle cell trait). Keturunan homozigot dengan lebih dari 70% Hb S mengalami anemia sel sabit penuh.
ekerja ekstra. Akibatnya, saat tertentu, jantung tidak dapat lagi memberi cukup oksigen (O2) terhadap jaringan.5. Penyakit Jantung KoronerPenyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada pembuluh darah koroner. Pembuluh darah koroner adalah pembuluh darah arteri dan vena, yang mengalirkan darah dari dan ke jantung. Pemicunya adalah arteriosklerosis, yaitu pengerasan pembuluh nadi (arteri) akibat endapan lemak. Sementara, arterosklerosis adalah pengerasan pembuluh nadi (arteri) akibat endapan zat kapur..Penyakit stroke adalah penyakit yang terjadi ketika aliran darah di otak berhenti seketika. Dalam hitungan menit, sel otak mulai mati. Terdapat 2 jenis dari penyakit ini. Jenis dari penyakit stroke adalah:
- Stroke iskemik, merupakan yang paling sering terjadi. Penyebab stroke iskemik adalah adanya jendalan darah yang menyumbat pembuluh darah.
- Stroke hemoragik. Penyebab stroke hemoragik disebabkan karena pecahnya pembuluh darah sehingga darah mengalir keluar.
Gejala stroke
- Mati rasa tiba-tiba atau kelemahan wajah, lengan atau kaki (terutama pada satu sisi tubuh) adalah gejala stroke yang pertama.
- Kehilangan kesadaran tiba-tiba, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan juga merupakan gejala stroke.
- Masalah tiba-tiba melihat pada satu atau kedua mata adalah gejala stroke selanjutnya.
- Tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan atau koordinasi juga perlu diwaspadai sebagai gejala stroke.
- Sakit kepala parah tiba-tiba tanpa diketahui penyebab juga bisa menjadi gejala stroke.
Pengobatan StrokeJika mendapati diri Anda atau anggota keluarga mengeluhkan gejala-gejala tersebut seketika, Anda harus pergi segera ke rumah sakit mengingat penyakit ini merupakan suatu kegawatan medis. Pengobatan stroke harus diberikan sebelum terlambat.
Hal awal yang biasa dilakukan di UGD untuk mengawali pengobatan stroke adalah membaringkan pasien dan memfleksikan kepala (menekuk leher ke arah depan) 30 derajat, lalu dilakukan CT-Scan sebagai pemeriksaan standar baku emas untuk menentukan apakah ini stroke iskemik atau stroke hemoragik, karena obat yang diberikan untuk pengobatan stroke yang berbeda ini tidaklah sama.
Prinsip pengobatan stroke iskemik adalah melarutkan bekuan darah atau sedangkan stroke hemoragik adalah untuk menghentikan pendarahan. Rehabilitasi pasca-stroke yang mengiringi pengobatan stroke membantu individu mengatasi cacat yang dihasilkan dari kerusakan penyakit ini. Sedangkan TIA sendiri merupakan “alarm” terhadap stroke sehingga meskipun pasien dengan TIA akan “sembuh” seperti sediakala dalam waktu <24 jam, pasien dengan TIA tetap harus mengonsumsi obat pengencer darah yang didapatkan dari dokter serta menjaga pola hidup agar terhindar dari penyakit ini.
Ketika stroke menyerang, maka tubuh akan jatuh ke dalam risiko kematian. Sekalipun bertahan hidup, maka pasien akan mengalami kecacatan. Mengingat efek kecacatan dan kematian yang tinggi dari penyakit ini, maka sebaiknya Anda menghindari faktor-faktor risikonya. Periksa tekanan darah dengan rutin.
Salah satu faktor risikonya adalah tekanan darah tinggi. Selain itu, kurangi makanan berminyak dan berlemak untuk menurunkan kolesterol. Orang yang pernah terkena serangan jantung berisiko terkena penyakit ini lebih besar, maka, jaga kesehatan jantung dengan olahraga yang cukup. Jika Anda merokok, kurangi, bahkan sebisa mungkin hentikan.
Penyakit stroke adalah peristiwa yang mengubah kehidupan yang dapat memengaruhi seseorang baik secara fisik maupun emosional. Setelah terjangkit penyakit stroke, pemulihan yang berhasil akan sering melibatkan terapi dan dukungan spesifik, seperti:
- Terapi bicara: Ini membantu dalam masalah memproduksi atau memahami pembicaraan. Berlatih, relaksasi, dan mengubah gaya komunikasi semuanya bisa membantu
- Terapi fisik: Ini dapat membantu seseorang mempelajari kembali gerakan dan koordinasi. Penting untuk tetap aktif, meskipun sulit pada awalnya
- Terapi okupasi: Ini digunakan untuk membantu seseorang meningkatkan kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari, seperti mandi, memasak, berpakaian, makan, membaca, dan menulis
- Kelompok pendukung: Ini membantu dengan masalah kesehatan mental yang umum seperti depresi yang dapat terjadi setelah stroke. Banyak yang merasa berguna untuk berbagi pengalaman umum dan bertukar informasi
- Dukungan dari teman dan keluarga: Orang-orang terdekat seseorang harus menawarkan dukungan dan kenyamanan praktis setelah stroke. Membiarkan teman dan keluarga tahu apa yang bisa dilakukan untuk membantu itu sangat penting
Cara terbaik untuk mencegah stroke adalah mengatasi penyebab yang mendasarinya. Ini paling baik dicapai melalui perubahan gaya hidup, termasuk:
- Makan makanan sehat
- Menjaga berat badan yang sehat
- Berolahraga secara teratur
- Tidak merokok tembakau
- Menghindari alkohol atau minum secukupnya
Langkah-langkah lain yang diambil untuk membantu mengurangi risiko stroke meliputi:
- Menjaga tekanan darah tetap terkendali
- Mengelola diabetes
- Mengobati sleep apnea obstruktif
- Selain perubahan gaya hidup ini, dokter dapat membantu mengurangi risiko stroke iskemik di masa depan melalui pemberian obat antikoagulan atau antiplatelet.
Komentar
Posting Komentar